Distributor alat penunjang medis – Operasi laparoskopi adalah salah satu metode bedah modern yang kini semakin populer, terutama karena menawarkan pemulihan yang lebih cepat dan bekas luka yang minim dibandingkan operasi terbuka konvensional. Dengan teknik ini, dokter dapat melihat dan mengoperasi area dalam perut pasien hanya dengan beberapa sayatan kecil, yang biasanya berukuran 1 hingga 1,5 cm. Berikut ini adalah prosedur dalam tindakan operasi Laparoskopi
1. Persiapan Awal Pasien
Sebelum memulai tindakan, dokter akan memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan, serta mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Biasanya, pasien diharuskan berpuasa selama beberapa jam sebelum operasi untuk memastikan perut dalam kondisi kosong. Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk memastikan bahwa pasien dalam kondisi yang cukup sehat untuk menjalani operasi. Langkah persiapan ini sangat penting karena dapat mengurangi risiko komplikasi selama prosedur.
2. Membuat Sayatan Kecil di Pusar
Tahap pertama dalam tindakan laparoskopi adalah membuat sayatan kecil berukuran sekitar 1 hingga 1,5 cm di area pusar. Sayatan ini berfungsi sebagai akses utama untuk memasukkan laparoskop, sebuah alat berbentuk tabung yang dilengkapi kamera di ujungnya. Kamera ini nantinya akan mengirimkan gambar kondisi dalam perut pasien ke layar monitor, sehingga dokter bisa melihat dengan jelas area yang akan ditangani.
3. Memasukkan Kanula dan Menggembungkan Perut
Setelah sayatan dibuat, dokter akan memasukkan alat bernama kanula, yakni tabung kecil yang berguna untuk menyuntikkan gas karbondioksida ke dalam rongga perut pasien. Gas ini akan membuat perut menggembung dan memberikan ruang yang lebih luas bagi dokter untuk melihat dan bekerja di dalam perut. Dengan perut yang “mengembang”, dokter dapat menghindari kontak yang tidak perlu dengan organ-organ lain, sehingga memperkecil risiko kerusakan.
4. Memasukkan Laparoskop dan Alat Medis Lainnya
Setelah perut dalam kondisi optimal untuk operasi, dokter kemudian akan memasukkan laparoskop melalui sayatan di pusar. Di layar monitor, dokter bisa melihat gambar yang dihasilkan kamera laparoskop dengan sangat jelas. Gambar ini akan membantu dokter dalam melakukan prosedur tanpa harus membuat sayatan besar. Selain laparoskop, beberapa alat medis tambahan juga akan dimasukkan melalui sayatan kecil lainnya di sisi kanan atau kiri perut. Alat-alat ini disesuaikan dengan jenis operasi yang dilakukan, misalnya untuk pengangkatan usus buntu, kista ovarium, atau prosedur lainnya.
5. Pemantauan dan Pelaksanaan Prosedur Utama
Selama proses berlangsung, dokter akan terus memantau organ dalam perut melalui layar monitor. Dengan bantuan laparoskop dan alat-alat medis yang dimasukkan, dokter dapat melakukan tindakan sesuai kebutuhan, seperti memotong, mengikat, atau bahkan mengangkat jaringan tertentu dengan presisi tinggi. Proses ini memakan waktu sekitar 30–60 menit, tergantung kompleksitas operasi yang dilakukan.
6. Penutupan Sayatan dan Perawatan Pasca Operasi
Setelah prosedur selesai, dokter akan mengeluarkan semua alat dari perut pasien dan membuang gas karbondioksida yang ada di dalamnya. Kemudian, sayatan-sayatan kecil di perut akan dijahit dan dibalut dengan perban steril. Perawatan pasca operasi melibatkan pengawasan dalam beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung kondisi pasien. Biasanya, pasien yang menjalani operasi laparoskopi bisa pulih lebih cepat dan mengalami lebih sedikit rasa sakit dibandingkan pasien yang menjalani operasi konvensional.
Baca juga Mengenal 5 Jenis Teknologi Bedah Ortopedi
Manfaat Operasi Laparoskopi
Operasi laparoskopi memiliki banyak manfaat yang membuatnya semakin disukai oleh pasien dan tenaga medis, di antaranya adalah
Bekas Luka Minimal: Karena hanya memerlukan beberapa sayatan kecil, bekas luka yang dihasilkan pun kecil dan tidak terlalu mencolok.
Pemulihan Lebih Cepat: Pasien yang menjalani laparoskopi umumnya bisa pulang pada hari yang sama atau sehari setelah operasi, dan bisa kembali beraktivitas normal dalam beberapa hari.
Rasa Sakit yang Lebih Sedikit: Sayatan kecil berarti trauma jaringan lebih rendah, sehingga rasa sakit yang dirasakan setelah operasi pun cenderung lebih ringan.
Risiko Infeksi Rendah: Dengan sayatan yang lebih kecil, risiko terjadinya infeksi juga lebih rendah dibandingkan operasi terbuka.
Prosedur operasi laparoskopi membawa banyak keuntungan dan membuat proses operasi lebih efisien, baik dari segi waktu maupun pemulihan. Meski begitu, penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kelayakan laparoskopi sebagai metode operasi. Tindakan persiapan yang cermat, pelaksanaan prosedur dengan teknik yang tepat, serta perawatan pasca operasi yang baik adalah kunci keberhasilan dari prosedur laparoskopi ini.